TENTANG MARK ZUCKERBERG

TENTANG MARK ZUCKERBERG

Nama: Nia Rahmawati
NPM : 25215035
Kelas : 2EB06
Dosen : Tri Damayanti


Fakultas Ekonomi
Akuntansi
Universitas Gunadarma 2016/2017

            Mark Elliot Zuckerberg, seorang pria yang lahir di White Plains, New York, 14 Mei 1984, adalah seorang pemrogram komputer yang sangat sukses di dunia. Anak kedua dari empat bersaudara dari orang tua pasangan dokter gigi – ­psikiater ini, merupakan penemu atau pendiri dari Media Sosial Facebook. Berkat Facebook, saat ini Zuckerberg tercatat sebagai pemuda terkaya di dunia. Sejak kecil bakat dan kemampuannya dalam bidang komputer sudah disadari oleh orangtuanya. Ayahnya sendiri membelikannya komputer sejak ia beru­sia delapan tahun.
            Kemampuan Zuckerberg dalam bidang komputer sudah dapat terlihat ketika di sekolah menengah Phillips Exeter Academy, ia dan rekannya, D'Angelo, membuat plug-in untuk MP3 player Winamp. Plug-in adalah program perangkat lunak komputer yang bisa berinteraksi dengan aplikasi host seperti web browser atau email untuk keperluan tertentu.
            Zuckerberg dan D'Angelo membuat plug-in untuk menghimpun kesukaan orang terhadap aneka jenis lagu dan kemudian membuat play­list-nya sesuai selera.Mereka mengirimkan program itu ke berbagai perusahaan termasuk ke AOL (American Online) dan Microsoft. Pada tahun terakhimya di Phillips ia direkrut oleh Microsoft dan AOL untuk suatu proyek. Saat melanjutkan sekolah ke perguruan ting­gi keduanya harus berpisah. D'Angelo masuk Caltech sedangkan Zuckerberg masuk Harvard.
            Pada saat kuliah, Zuckerberg menemukan ide membuat buku direktori mahasiswa secara online karena pada saat itu Harvad tidak membagikan buku mahasiswa yang memuat foto dan identitas mahasiswa kepada mahasiswa baru sebagai ajang pertemanan di antara mereka. Namun setiap kali ia menawarkan diri membuat direktori tersebut, Harvard menolaknya. Meski mendapatkan penolakan, akan tetapi Zuckerberg tidak berhenti mencobanya.
            Pada tahun keduanya berkuliah di Harvard, Zuckerberg menjalankan proyek pertamanya yaitu CourseMatch (www.coursematch.com) yang memungkinkan teman-teman sekelasnya berkomunikasi satu sama lain di website tersebut. Zuckerberg mengambil data mahasiswa Harvard dan memasukkannya ke dalam website yang ia buat bernama Facemash. Sejumlah foto rekan mahasiswanya terpampang disana. Tidak lupa ia menambahkan kalimat yang meminta pengun­jungnya menentukan mana dari foto-foto ini yang paling mereka sukai.
            Proyek pertamanya mendapat sambutan yang sangat baik dari rekan-rekannya di Harvard. Hanya dalam kurun aktu empat jam sejak ia meluncurkan webiste itu tercatat 450 orang mengunjungi Facemash dan sebanyak 22.000 foto mereka buka. Keberhasilan ini tidak disambut baik oleh Harvard, pada saat itu pihak Harvard memutus sambungan internet dan Zuckerberg diperkarakan karena dianggap mencuri data mahasiswa yang dimiliki oleh kampus. Zuckerberg  pun meminta maaf kepada rekan-rekan yang fotonya masuk di Facemash. Tetapi ia tak pernah menyesali tinda­kannya ini.
Walaupun terus menerus mendapat penolakan dari pihak Harvard, akan tetapi Zuckerberg tidak berhenti mencari cara untuk mewujudkan keinginannya. Pada proyek keduanya, ia membuat website baru dengan nama Facebook (www.thefacebook.com). Website ini ia luncurkan pada Februari 2004. Facebook merupakan penyempurnaan dari Facemash. Sasarannya tetap sebagai tempat pertemuan sesama mahasiswa Harvard. Dalam penjelasan di website-nya sekarang disebutkan bahwa Facebook adalah suatu alat sosial untuk membantu orang berko­munikasi lebih efisien dengan rekan, keluarga, atau rekan kerjanya.
Facebook menawarkan navigasi yang mudah bagi para penggunanya. Setiap pemilik account punya ruang untuk memajang fotonya, teman-temannya, network, dan melakukan hal lainnya seperti bisa berkirim pesan dan lain sebagainya. Banyaknya aplikasi yang bisa digunakan oleh anggotanya membuat Facebook digan­drungi banyak orang. Konon hingga saat ini sudah lebih dari 20.000 aplikasi dimasukkan ke dalam Facebook yang bisa digunakan para anggotanya. Setidaknya 140 aplikasi baru ditambahkan ke Facebook setiap harinya dan 95% pemilik account Facebook telah menggu­nakan minimal satu aplikasi.
Penyertaan banyak aplikasi ini membuat Facebook berbeda dengan website jejaring sosial terdahulu seperti MySpace. Lalu orang berbondong-bondong mengunjungi website­nya dan mendaftar jadi anggotanya. Dalam waktu dua minggu setelah diluncurkan, separuh mahasiswa Harvard sudah memiliki account di Facebook. Ternyata tak hanya mahasiswa Harvard yang tertarik, beberapa kampus di sekitar Harvard pun meminta dimasukkan dalam jejaring Facebook.
Banyaknya peminat dan permintaan dari kampus lain terhadap Facebook membuat Zuckerberg kewalahan, sehingga ia meminta bantuan dua temannya untuk ikut mengem­bangkan Facebook. Dalam tempo empat bulan Facebook sudah bisa menjaring 30 kampus. Hingga akhir 2004 jumlah pengguna Facebook sudah mencapai satu juta. Kesibukan yang luar biasa ini membuat Zuckerberg harus memutuskan keluar dari Harvard.
Zuckerberg dan kawan-kawan kemudian mengembangkan Facebook lebih jauh lagi. Pada September 2006 Facebook membuka pendaftaran untuk jejaring umum dengan syarat memiliki email. Sejak itulah jumlah anggota Facebook melesat. Saat ini jumlah anggota aktifnya mencapai 70 juta di seluruh dunia. Jejaring yang dihim­punnya mencapai enam juta jaringan (ke­lompok pertemanan) meliputi 55.000 jaringan berdasarkan demografi, pekerjaan, sekolah, kolegial, dan sebagainya. Setiap harinya ada 14 juta foto yang diunggah ke Facebook.
Jumlah anggota Facebook yang jutaan or­ang itu menjadi tambang emas yang meng­giurkan. Zuckerberg dan kawan-kawan pun menangkap peluang bisnis yang besar. Karena itu ketika jumlah user-nya melebihi satu juta mereka menggandeng Accel Part­ners, perusahaan modal ventura, untuk membiayai pengembangannya. Modal yang ditanamkan adalah US$ 12,7 juta. Ini adalah investasi kedua yang masuk ke Facebook setelah sebelumnya (Juni 2004) men­dapatkan dan dari pendiri PayPal sebesar US$ 500.000.
Pembenahan pertama dengan tambahan modal itu adalah dengan meng­ganti domain-nya dari www.thefacebook. corn menjadi www.facebook.com pada Agustus 2005. Setelah itu jangkauan keanggotaannya diperluas menjadi internasional. Hingga Desember 2005 jumlah anggotanya sudah mencapai 5,5 juta. Meski jumlah user-nya meningkat tajam pada tahun 2005 disebutkan Facebook menga­lami kerugian sampai US$ 3,63 juta. Facebook kemudian mendapatkan dana sebesar US$ 25 juta dari Greylock Partners dan Meritech Capi­tal Partners. Dana itu digunakan untuk meluncurkan versi mobile-nya.
Pada September 2007 Microsoft melakukan pendekatan dan menawarinya membeli 5% saham senilai sekitar US$ 300 juta hingga US$ 500 juta. Jika nilai itu disetujui maka nilai kapitalisasi Facebook sudah mencapai US$ 6 miliar hingga US$ 10 miliar atau sekitar Rp 54 triliun hingga Rp 90 triliun. Namun Microsoft akhirnya mengumumkan hanya membeli 1,6% saham Facebook dengan nilai US$ 240 juta pada Oktober 2007. Transaksi ini menunjukkan nilai kapitalisasi Facebook ternyata lebih tinggi yaitu sekitar US$ 15 miliar (sekitar US$ 135 triliun).
Setelah itu sejumlah tawaran mengepung Facebook. Li Ka-shing disebut-sebut ikut menginvestasinya sekitar US$ 60 juta pada November 2007. Lalu ada berita yang menyebutkan Viacom, Yahoo, Google, dan sebagainya pun ikut menawar untuk membeli Facebook. Sejauh ini Zuckerberg me­ngatakan Facebook tak akan dijual. Melesatnya bisnis Facebook membuat Zuckerberg menampuk kekayaan yang luar biasa.
Majalah Forbes menyebutkan kekayaan Zuckerberg sendiri mencapai US$ 1,5 miliar atau sekitar Rp 13,5 triliun di awal masuknya facebook ke pasar saham. Jangankan untuk anak seusia Zuckerberg, untuk orang dewasa pun harta sebanyak itu tentu jumlah yang luar biasa besar. Maka wajar jika majalah itu menobatkannya sebagai The Youngest `Self-made' Billionaire on the Planet.
Prestasi yang diraih Zuckerberg tak benar­-benar mulus. Sejumlah perkara ia dapatkan sehubungan dengan Facebook. Pada tanggal 6 November 2007, Zuckerberg mengumumkan sistem periklanan baru sosial bernama Beacon, yang memungkinkan orang untuk berbagi informasi dengan teman-teman mereka berdasarkan kegiatan browsing mereka di situs lain. Misalnya, penjual eBay bisa memberitahu teman-teman tahu secara otomatis apa yang telah mereka untuk dijual melalui Facebook news feed daftar barang-barang mereka yang dijual. Program ini berada di bawah pengawasan karena masalah privasi dari kelompok-kelompok dan pengguna individu. Zuckerberg dan Facebook gagal untuk menanggapi keprihatinan dengan cepat, dan pada tanggal 5 Desember 2007, Zuckerberg menulis blog di Facebook yang isinya mengambil tanggung jawab atas keprihatinan tentang Beacon dan menawarkan cara yang lebih mudah bagi pengguna untuk memilih keluar dari layanan tersebut.
Tidak hanya soal Beacon, masalah yang dihadapi oleh Zuckerberg juga ia dapati dari rekannya di Harvard yaitu Cameron Winklevoss, Tyler Winklevoss, dan Divya Narendra, yang menyebutkan rancangan Facebook sebenarnya tiruan dari ConnectU. Namun Zuckerberg tetap bergeming bahwa Facebook merupakan hasil karyanya. Mereka mengajukan gugatan pada tahun 2004 tetapi ditolak secara teknis pada tanggal 28 Maret 2007. Gugatan itu diajukan kembali tidak lama kemudian di pengadilan federal inBoston, dan sidang dijadwalkan untuk 25 Juli 2007, dengan agenda pembatalan oleh Zuckerberg.
Pada saat siding, hakim mengatakan kepada ConnectU bahwa dalam pengaduan yang mereka ajukan terdapat kekurangan dan memberi kesempatan mereka untuk mengubahnya. Facebook melawan gugatan dalam hal Sosial Butterfly, sebuah proyek yang dikeluarkan oleh The Winklevoss Chang Group, sebuah kemitraan yang diduga antara ConnectU dan i2hub. Ditujukan kepada pendiri ConnectU, Cameron Winklevoss, Tyler Winklevoss, Divya Narendra, dan Wayne Chang, pendiri i2hub. Para pihak mencapai kesepakatan penyelesaian rahasia pada Februari 2008. Pada tanggal 25 Juni 2008, kasus ini diselesaikan dan Facebook setuju untuk mentransfer lebih dari 1,2 juta saham biasa dan membayar $ 20 juta tunai.
Pada bulan Mei 2010, dilaporkan bahwa pendiri ConnectU itu menuduh Zuckerberg melakukan penipuan efek dengan melakukan penafsiran menyesatkan mengenai nilai saham. Para pendiri ConnectU mendapatkan kesan nilainya $ 45 juta. Namun, pemahaman itu didasarkan pada penilaian saham utama, sedangkan mereka hanya menerima saham biasa. Akibatnya adalah saham yang diberikan kepada pendiri sebagai bagian penempatan nilainya kurang dari 75% dari yang Facebook katakan, dan kesepakatan kas-dan-saham keseluruhan senilai 50% kurang. Sejak saat penempatan, saham tersebut telah diperdagangkan sebesar $ 76 per saham pada pasar sekunder, yang akan menempatkan nilai penyelesaian pada $ 120,000,000. Menurut satu laporan, Winklevoss bersaudara berencana untuk menuntut lagi berdasarkan dugaan bahwa Facebook menyesatkan mereka dalam hal penilaian penempatan.
Kontroversi juga datang dari negara-negara seperti Myanmar, Bhutan, Syria, Arab Saudi, Iran dan sebagainya yang menyebutkan kalau Facebook mempromosikan serangan terhadap otoritas pemerintahannya sehingga akses terhadap Facebook di negara tersebut ditutup. Di tengah sejumlah kontroversi itu, nama Facebook dan Mark Zuckerberg tetap digan­drungi banyak orang. Zuckerberg sendiri di tengah kepopuleran namanya dan jumlah kekayaan yang dimilikinya, ia tetap sederhana. Kala datang ke kantornya di Palo Alto, Zuckerberg kerap berjalan kaki atau mengendarai sepeda.  
Awal tahun 2009 Mark Zuckerberg mendapat penghargaan Young Global Leaders. Usia Mark Zuckerberg baru 30 tahun, tetapi ia bisa menghasilkan 44 miliar dollar AS. Keberhasilan pria pendiri Facebook, salah satu situs jejaring sosial ternama di dunia, ini membuatnya tercatat dalam jajaran 10 orang terkaya di di Dunia versi Forbes. Tidak hanya itu, dalam jajaran tersebut ia juga dinobatkan sebagai orang kaya yang paling muda. Di tahun 2017, menurut majalah Forbes total kekayaan Mark Zuckerberg sebesar 51,8 miliar USD  Milyar Dollar atau sekitar 663 Trilyun Rupiah yang masih menobatkan dirinya sebagai anak muda paling kaya di dunia. tidak hanya itu. kekayaan Mark Zuckerberg bertambah 44 triliun setiap harinya (1 Hari).


Referensi : http://www.sepositif.com/

0 comments:

Post a Comment